ONDEL-ONDEL DULU JAYA SEKARANG NGAMEN
Jam sudah menunjukan 9 malam lebih. Mobil angkot yang saya tumpangi agak tersendat Malam Minggu biasa jalan utama Kota Depok masih menyisakan keramaian.Pas didepan sebuah mall lebih terasa karena banyak angkot ngetem mencari penumpang,begitu juga dengan ojek online yang sekarang memenuhi jalanan Margonda dengan atribut khasnya.
Diantara keramaian kendaraan dan teriakan supir mencari penumpang sayup-sayup terdengar musik yang khas Betawi.Rupanya serombongan anak muda lagi berjalan menyusuri keramaian jalan Margonda sambil NGAMEN..!Maafkan kalau saya tulis kegiatan tersebut tersebut saya katakan Ngamen.Rombongan Kesenian khas Betawi"ONDEL-ONDEL"bersangkutan memang mencari sumbangan kepada orang-orang yang mereka jumpai sepanjang jalan.
Tiap ada kerumunan orang Boneka Ondel-Ondel berhenti sebentar melakukan antraksi dengan menari ,sementara di antara rombongan yang membawa kaleng meminta sekedar sumbangan.Biasanya satu dua orang akan memasukan uangnya ke kaleng sebagai bentuk partisipasi.
Rupanya kemacetan kali ini ada sedikit pengaruh dari rombongan Ondel Ondel yang terdiri dari kurang lebih sepuluh orang anak muda.Satu orang paling depan yang mengatur jalan sekaligus yang meminta sumbangan.Dibelakangnya baru Boneka Ondel-ondel di( dipertunjukan resmi biasanya bonekanya ada sepasang yaitu boneka laki dan perempuan.).Dibelakang Ondel-ondel baru rombongan pemusiknya yang membawa alat gesek ( menyerupai biola ).Diikuti rombangan pemusik lainnya yang mmbawa kendang dan gong.
ONDEL-ONDEL
Kesenian Boneka Ondel-Ondel terbuat dari rangkaian bambu.Ukuran standard biasanya tinggi 2.5 meter dengan garis tengah 80 cm.Pada awalnya sejarahnya Boneka Ondel-Ondel bagi masyarakat Betawi seperti masyarakat daerah lainnya bertujuan dengan kepercayaaan tahayul sebagai Penolak Bala.Untuk membuatnya tidak boleh sembarangan dan harus di dahului dengan ritual tertentu.Makanya bentuk Boneka Ondel-Ondel jaman dulu lebih seram dari yang sekarang.
Ondel-Ondel Betawi dulu pernah populer
Adanya pergeseran dari Boneka yang bertujuan sebagai penolak Bala menjadi kesenian Betawi yang sering di pertujukan untuk hiburan masyarakat.Pada saat Kota Jakarta Ulang Tahun Ondel-Ondel masih dipakai untuk acara pembukaan juga simbol kota JAKARTA.Seperti perayaan pasar Malam Jakarta Fair Boneka Ondel-Ondel masing sering di jumpai menjadi penyambut selamat datang bagi pengunjung.
Menengok sejarahnya sebelum muncul hiburan modern Ondel-Ondel pernah mengalami masa emasnya.Sering di tatanggap dalam acara sunatan,perkawinan,hari besar dan acara lainnya.Tapi jaman sekarang sudah berubah muncul hiburan lainnya untuk meramaikan acara.Pesta sunatan maupun perkawinan di masyarakat BETAWI lebih sering menanggap hiburan Orkes Dangdut ataupun Organ Tunggal.
Jadi untuk menghidupi kelompok Kesenian Ondel-Ondel yang jarang mendapat tanggapan dari pada mati suri mereka memilih mengamen di jalanan.Selain mendapat uang setidaknya bisa mempertahankan Kelompok Ondel-Ondel tidak bubar,makanya Ngamen mungkin salah satu alternaif yang paling gampang.
Mungin Kelompok Ondel-Ondel yang besar dan punya nama masih bisa eksis sampai sekarang.Selain masih sering di tanggap juga banyak relasi baik pemerintah kaupun pihak swasta.Tiap ada acara peresmian gedung,perayaan,pameran masih sering di pakai untuk pembukaan maupun penutupan.
Saya jadi teringat tokoh betawi yang penyanyi dan melegenda.Salah satu lagunya berjudul ONDEL -ONDEL dinyanyikan dengan lucu dan kocak.Dari syairnya menggambarkan Boneka Ondel-Ondel masih menjadi hiburan yang di tunggu khususnya anak-anak pada acara Sunatan.Almarhum Benyamin dengan tepat menggambarkan suasana saat Kesenian Ondel-Ondel masih menjadi hiburan utama masyarakat Betawi.
Dan pada masa sekarang kita sudah sulit lagi menjumpai hiburan Ondel-Ondel di acara sunatan maupun perkawaninan.Tapi sebaliknya di jalan kota di JABODETABEK maupun kampung-kampung malah sering melihatnya.Tapi bukan lagi kebanggaan sebagai bentuk kesenian lagi;lebih ke rasa prihatin dan hanya bisa membantu dalam bentuk uang seharga sebatang rokok.
lanting8karanganyar.blog
Komentar
Posting Komentar